Jendral Jidin Maridin dan Ajudannya Kapten Boyo Subajul


Suatu ketika, Jendral Jidin Maridin pengin banget nonton pameran lukisan padahal ia sedang sakit mata dan penglihatannya rada kabur. Tapi, wong namanya jenderal, ndak ada yang bisa mencegah kalau sudah punya mau. Janderal, kok? Lalu ia mengajak satu ajudan yang bernama Boyo Subajul untuk menuntunnya.

"Wah, lukisan ini bagus ya. Gambar ikannya bener-bener hidup!" Kata Jenderal memuji satu lukisan.

"Jangan keras-keras Pak, itu gambar buaya."

Kemudian mereka berpindah ke lukisan lain. Jenderal mengamati sebuah lukisan. "Gambar Gajah ini gagah banget!"

“Pak. Itu gambar banteng." Ajudan berbisik di telinganya.

Dua kali keliru, Jenderal kemudian menahan diri ngasih komen, lalu mengajak duduk di pojok ruangan. Setelah celingukan miirip Stevie Wonder, dia tertarik sesuatu: "Wah! sing iki apik tenan. Lukisan Gorilane nyoto banget lekuk-lekuke."

"Sssst... Jangan keras-keras Pak. Itu cermin."

Bosan duduk-duduk, Jenderal ngajak jalan lagi. lalu dia tampak berjalan mendekati sesuatu. Kali ini ajudan tidak mendekat. Ia cukup mengawasi dari jarak aman', itu masih prosedur standar pengawalan. Tampaknya, Jenderal betul-betul tertarik, pandangannya meneliti dari atas, ke bawah, lalu berhenti di tengah agak lama. "Luar biasa! patung ini benar-benar hidup!"

"Patung, patung, gundhulmu mecothot!" swemprot seorang wanita bernama Mariah Kari sambil ngeloyor.

Baca Lanjutannya ..

Tompal Kiper Mrofessional


Tompal Surompal sedang berjalan-jalan di Pusat kota Yogyakarta, ketika dia mendengar seorang wanita berteriak-teriak, disertai asap yang mengepul dari sebuah bangunan. Dia lari menuju ke rumah itu dan melihat banyak orang berdiri melihat pemandangan kebakaran itu.

Di pinggir jendela dari bangunan tingkat 7 itu, Sri Simbok dengan bayinya berteriak minta tolong, supaya bayinya selamat.

Tompal berteriak: "Uncalno bayimu nang isor, engko tak tangkepe."
Jawab Simbok: "Emoh, emoh, aku ora iso mbayangno nek sampeyan gagal nangkep bayiku iki”
Tompal: ”ora mungkin, sampeyan iki ga kenal aku ya. Aku iki Tompal tukang jogo gawange tim Persiboy. Wis 7 taun iki aku ora tau gagal nangkep opo wae, lan gawangku musti aman nek aku sing jogo. Wis talah percoyo karo aku”.
Simbok bertanya, "Hah? Kasil terus?"
Tompal: "Iyo! Kabeh Penyerang di Liga Indoberas mesti grogi nek wis nang ngarep gawangku, malah tau ono sing kepuyuh disik ndelok gayaku main”. Iki deloen...(Bagai topeng mo**** di alun2, Tompal menunjukkan gayanya menangkap sebuah bola, yang membuat kagum penonton di sekitarnya.)

Simbok berteriak, "Yo wis Kang aku percoyo sampeyan, ancen ga ono pilihan liya maneh. Ki tangkepen”
Lantas Simbok melemparkan bayinya ke arah Kang Tompal. Tapi sayang lemparannya rada spin, alias muter, jadinya bayi itu muter-muter dua kali jatuhnya dan nggak tentu arahnya.
Simbok teriak ketakutan.
Untung Tompal dgn sigap dan lihainya bisa menangkap bayi itu dgn tangan kanannya.

Kemudian ....diletakkannya bayi itu di atas paving, lalu dia mundur kebelakang sejauh dua meter. Pelan tapi pasti, dia berlari ke arah bayi itu,
dan .... menendangnya sejauh 60 meter.

Baca Lanjutannya ..

Rikum Meet Jabir


Patuh Surikum adalah orang yang suka ingin tahu urusan orang. Suatu hari dia masuk ke sebuah warung dan duduk di sebelah Mbah Jabir Mbelibir yang sedang asyik memilin-milin sesuatu kecil yg kenyal seperti karet dengan ibu jari dan telunjuknya.

"Apa sih itu yang di tanganmu?", tanya Surikum penasaran.

"Entahlah, rupanya seperti plastik, tapi kalau dipegang rasanya seperti karet. Entah apa ini, ini benda antik sekali....", jawab Mbah Jabir dengan mimik serius

"Coba lihat", kata Surikum penuh curiga.
Mbah Jabir memperlihatkan apa yang ada di tangannya.
"Seperti plastik kan?. Coba pegang", kata Mbah Jabir dengan kening berkerut, tampak betul dia sedang berpikir keras
..
Surikum menerimanya, mengamatinya dan kemudian memilin-milinnya di antara ibu jari dan telunjuknya.
"Iya, benar. Tampak seperti plastik, tapi kalau dipegang rasanya seperti karet. Benda apa ya ini?. Dari mana sih kamu mendapatkannya?", tanya Surikum penuh ketakjuban.

"Dari hidung....." jawab Mbah Jabir.

Baca Lanjutannya ..

"Kisah Mesra Jendral Boyo Subajul dan Simboknya"



Walau sudah jadi Jendral Marinir Balak Siji, Boyo Subajul tetep sayang Simboknya, yg sudah agak pikun dan tulalit. Kalo ada perlu, Jendral Boyo ini maunya nganterin sendiri, ga mau diwakilkan ke ajudan. Suatu hari dia harus mengantarkan simboknya berobat ke dokter. Karena ban mobilnya lagi kempes, Boyo Subajul rela bela-belain naik sepeda motor.

Boyo Subajul : Ayo mbok, naik boncengan, jangan lupa pegangan yang kuat ya...
Simbok: Iya, ini juga simbok sudah pegangan yang kuat koq
Boyo Subajul : Jangan lupa pegangannya yang kuat ya Mbok!!!!
Simbok : Iya, Simbok sudah pegangan yang kuat, cerewet amat..
Boyo Subajul : Ok, kalo begitu kita berangkat ya mbok..

Sang jenderal lalu mulai meng-gas motornya, lalu terdengar benda jatuh BRUAAAAAKKKKK!!!!
Jendral kaget, lalu menoleh ke belakang, ternyata si Simbok terjatuh dari motornya.

Boyo Subajul : Lho koq bisa jatuh sih Mbok?... Simbok gak pegangan ya?
Simbok : Simbok malah pegangan yang kuat koq!!!!
Boyo Subajul: Memangnya Simbok pegangan dimana?
Simbok : Di pagar rumah......


(Kanyut & the Brother's :D huehuehueheuheu]

Baca Lanjutannya ..

Playon Sama Oenta


Adalah Chaxil Marikil, seorang pria Terhormat sedang membujuk seekor unta jantannya yang
sedang mogok dan duduk di jalanan sehingga membuat kendaraan
di belakangnya antri panjang alias macet.

"Ayo dong manis....berdiri...jalanan jadi macet gara-gara kamu duduk
di tengah jalan" bujuknya. Tapi si unta tetap saja cuek. Dia tidak beranjak
sedikitpun, sementara suara2 klakson mobil makin bising saja.

"Aduh...ayo dong sayang...kamu duduknya di pinggir jalan saja" rayu Chaxil,
tetap saja nihil. Lalu ada seorang gadis molek (sebut saja Simbok Marimbok) yang turun dari salah satu
kendaraan yang macet itu dan menghampiri pria dan untanya.

"Untanya kenapa, Pak?" tanya Simbo.
"Ini..unta saya tidak mau berdiri..huh! menyusahkan saja"
Simbok mengangguk, "kebetulan saya seorang perawat. Coba saya
periksa unta bapak" kata Simbok menghampiri unta itu. Lalu Simbok
berjongkok dan meraba-raba unta itu dari kepala sampai badan atasnya.

Kemudian dia mulai meraba-raba bagian bawah badan unta. Kontan saja
si unta langsung berdiri dan lari sekencang-kencangnya. Jalananpun tidak
macet lagi. Lalu Chaxil menghampiri Simbok, " Wah! Nona
hebat! Nona apakan unta saya sampai dia berdiri dan lari kencang?"

"Oh, saya cuma pencet 'anu-nya' pak" jawab Simbok sambil berjalan
menuju kendaraannya meninggalkan pria itu.

CHaxil diam sesaat, lalu mengikuti Simbok yang berjalan
didepannya. Dia menoleh, "Bapak kok, mengikuti saya? kan saya
sudah membantu bapak agar unta bapak tidak mogok di jalan lagi" kata
Simbok sambil terus berjalan

"Eh, maaf nona!" kata Chaxil. Simbok berbalik kesal "Bapak mau
apalagi?" "Nona bilang, unta saya berdiri dan lari kencang karena nona
pencet'anu-nya?"

"Iya, lalu?"

"Kalau begitu, tolong pencet 'anu saya supaya saya bisa mengejar unta
saya itu!" katanya melas.

Baca Lanjutannya ..

Trio Endhel dalam Episode Lipstick


Anik Sarinik yang dijulukin Simbok karena paling Gedhe dewe, Unyil Markenthil, dan Ayuk Cungkring sekolah di sebuah SMU terkenal di Kotanya. Seperti umumnya cewek, sebagian besar dari mereka senang usil dan komproh. Mulai dari suka teriak-teriak, menggoda guru cowok apalagi yang masih single, bersuit-suit kalau ada cowok keren yang nyambangi siswa, naruh baju kotor sembarangan, habis makan ndak mau cuci piring, dsb. Singkatnya, komproh banget. Nah, mereka bertiga terkenal dengan sebutan TRIO ENDHEL. Geng ini terkenal paling komproh, paling usil, dan paling sering bikin repot.

Ceritanya, geng ini mulai kenal lipstik. Sebenarnya ndak jadi soal, asal mereka tidak bikin ulah dengan lipstik itu di sekolah. Tiap kali masuk kamar mandi atau toilet sekolah, anak-anak ini selalu ngasih tanda bekas lipstik "cap bibir" di cermin. Tidak cukup sekali. Coba bayangkan, cermin yang seukuran tubuh itu penuh dengan bekas bibir.

"Aku dhisik, aku dhisik…!" Kata Simbok.

"Aku jugaaa…mmmmuuuwaaah!" Unyil ndak mau kalah.

"Eh, gentenan po'o," Ayuk ikut ndusel.

Seperti itulah maniaknya ritual cium-cermin mereka. Begitu seterusnya dan berkali-kali, saling berebut. Dan setiap kali masuk ke sana, mereka selalu menambahkan 10-20 tanda bibir. Biasanya diakhiri dengan ketawa cekikikan. Sepertinya mereka sudah kecanduan.Lebih-lebih kalau ndak suka atau ndak mudheng pelajaran di kelas. Ditahan sebentar aja, sudah keluar keringat dingin kaya nahan kencing dan beser.

"Eh, aku tak neng toilet dhisik," kata Simbok waktu pelajaran matematika.

"Opo'o, seh…?" tanya Unyil.

"Gak isok mikir, nek durung ngambung cermin," jawab Simbok.

"Ayo bareng, aku yo iyo, ee…" kata Ayuk.


Akibat ulah mereka itu, hampir tiap malam petugas kebersihan sekolah harus lembur membersihkan bekas lipstik mereka. Eh, besoknya, sudah penuh lagi. "Lambene arek-arek iki, cik angel temen ditoto." Gerutu Suradi Sukatrok sambil ngelap bekas mereka. "Nek ngene carane, kujur awak. Sekali-sekali perlu diwehi pelajaran, bocah ndablek iki."

Akhirnya, Sukatrik memanggil gerombolan gadis ABG usil itu.

"Ning, sampean kiro-kiro po'o nek ambung-ambungan ambik koco iki," kata Cak Katrok geregetan. "Gak gampang, Ning, ngresikane iki."

"Mosok seh, Pak?" kata Simbok yang paling endhel.

Agar mereka tahu "sulitnya" melakukan tugas membersihkan bekas lipstik itu, Cak Katrok mendemokan caranya.

"Yo wis, iki deloken, yo..?"

Cak Katrok mengambil gagang pel yang sudah dekil banget bekas ngelap lantai kamar mandi. Pelan-pelan dicelupkan ke dalam kloset. Tanpa diperas lagi, lalu mulai membersihkan cermin dengan pel tersebut. Kain pel diosek-osekkan (coro Indonesiane kuwi opo?) ke cermin, lantas dicelupkan dan diopyok-opyok lagi dalam kloset, tanpa diperes langsuing diuyel-uyel ke cermin lagi. Begitu terus. Setelah beres, Cak Katrok menoleh ke gerombolan cewek-cewek.

"Wis weruh, tah… Saiki sopo sing arep imbuh?"

????


Wekh…wuekh…mbluwekh….

Baca Lanjutannya ..

Sronto & SPG Asoy Geboy


Sore-sore onok cewek SPG teko nawakno panci nang omahe Sronto.

"Kulo nuwun. " jare cewek iku ambek nyepot sandal.

"Oo monggo, monggo pinarak. "jare Sronto.

"Nuwun sewu pak, Simbok wonten Pak ?" takok ceweke.

"Waduh bojoku gak ndhik omah ndhuk " jare Sronto.

"Yen ngoten, kulo ngerantos mawon " jare ceweke maneh.

"Lho monggo. Anggepen koyok omah dhewe ndhuk " jare Sronto ambek ngejak
cewek iku mau mlebu ruang tamu.

Mari ngono tamune ditinggal ngetren dhoro.
Pas Sronto mulih, tibake cewek iku sing lungguh nang ruang tamu.
Ketokane cewek iku wis kuesel ngenteni kudhu ngamuk ae.

"Simbok teng pundhi to Pak ?" takok cewek SPG iku.

"Bojoku lungo nang kuburan ndhuk" jare Sronto.

"Jam pinten mangke kondure ?" takok cewek iku maneh.

"Waduh gak weruh aku ndhuk. Wis onok limolas taun durung tau mulih "

Baca Lanjutannya ..

Chaxil Vs Oenta dalam episode: Mbah Oenta ga sudi Gaptek


Pasti sudah nunggu kan?? Cerita Pak Dhalang berikutnya: Nah kali ini pak Dhalang hadir lebih pagi.... Sumonggo diwaos:

Naliko ono program internet mblusuk ndeso, Mbah Oenta tertarik karo
omonge mantri telpon; jare komputer kuwi alat canggih, mesin pinter,
iso mikir dewe…
Mulo gak kakehan mikir, dino iku motore sing nembe dicicil telung
sasi, sekolah nang nggadhean swasta..
deweke terus bablas nang pasar kawak arep tuku komputer (mosok ono
toko kumputer nang pasar kawak).
“Halah… ra sah kursus-kursusan. .. wong mesin pinter ae kok.. mesthi
isoh lah carane nglakokne”, ngono pikirane.
Akhire komputer pentium lengkap sak printere wis tekan omahe.
Mbah Oenta iku masiyo ndak ngerti tapi kemlinthi lan gedhe gengsine…
mulo sungkan nek arep njaluk ajar uwong…
“ndak dikira goblog” (padahal yo gak ngerti tenan)…
komputer dipasang dewe.
Mergo wis tau mbantu Pak Lurah masang komputer nang kelurahan,
mulo nek mung carane ngecopne lan nyambung-nyambunge kabel yo gak
masalah…
Nanging nalika diuripne…
komputere ono tulisane “printer not found”.
Weruh tulisan ngono mau..
Mbah Oenta gak kurang akal, Boyo Subajul ponakane sing sekolah Pentara
diceluk..
“Boy Margeboy (undangan koplake Boyo).. deloken komputerku, iki mau nembe tuku… iki mesin pinter…
nek kowe cah pinter mesthi ngerti artine tulisan iku?’ kandhane Mbah Oenta apen-apen nge-test..
“Gampang… printere mboten kepanggih leres mboten Lik” jawab Boyo
“Sembarangan. .. iki mesin printer ya jelas salah”, jawabe Mbah Oenta.
Tapi batine ragu-ragu,
“Engko gek kuwi bener, tapi gak mungkin nek mesin sak mono gedhene
gak eruh.. eh gek aku diapusi karo Cak Chaxil Kecungkil sakjane iki mesin
guuuooblog.. .”, Mbah Oenta duwe pikiran nek diapusi karo sing dodol..
“Cak… riko ojo ngapusi yo… wong komputer goblog kok diomongne
pinter, mosok printer gedhene sak mene kok gak iso nemokne ki piye”,
Mbah Oenta protes.
“Ora nemu piye”
“Lha iki tulisan .. printer not pond iki”
“Owalah kang Oenta… kuwi dudu komputere sing goblok tapi durung lengkap syarate maksude isik butuh driver..”
„Maksude butuh sopir ngono.. lha ku aku iki rak ya wis siap nyetir
komputer ta”
„Tunggu ae.. engko tukangku tak kon mrono.”
Mumpung isik nyambung karo Cak Chaxil… Mbah Oenta kepingin takon sisan.
Sing mendorong dekne nekat tuku komputer iku sakjane merga kepingin
iso ndelok gambar wong wedok mliding, wis kepingin arep ngobrol karo
tanggane Hadiit Maridith sing saiki nang Japan, kepingin ngirim duwik lan
mbayar tagihan listrik.
“Cak, nek aku arep ngirim kabar nyang ponakanku sing nang Hongkong piye?”
“Kowe kudu ngerti alamate”
“Wis tak tulis lengkap alamate kok, malah tak lengkapi si Kopat-Kapit ponakane
Mbah Oenta, asline Sumber Seneng, nang Hongkong tahun 2005
dikirim biro jasa PT. Antar Jembus .. lsp tapi kok gak ketemu karo
bocahe yaaa..”
“Mosok alamate ngono… Nek gak ngerti persise sampeyan bisa lacak
soko ipene”
“Ipe sing endi… wong bocahe iki isik bujangan ya mesthi durung nduwe
dulur ipe ta..”

“uweswswswsssw, halah. Wis kang.. komputermu paken meneh kirim balik mrene, duwekmu tak
balekno, montormu tebusen meneh”

NB: Cerita ini hanya piktip bloko.. yen ana sing padha jeneng lan panggonan ... kuwi nggur bejo thok.... (Berguru dari Mbah Kanyut)

Baca Lanjutannya ..

Trilogi Balada Mbah Oenta vs Buto Chaxil (Percakapan Three Mas Kenthir)


Tiga cowok temen SMA ketemu di sebuah cafe.

Mbah Oenta: Eh, Chaxil, kalo gak salah dulu kamu pacaran sama Genduk Nunung. Kenapa gak jadi menikah?

Buto Chaxil: Ortuku nggak setuju, beda derajat. Eh, kamu sama Britney, gimana?

Adib : Ortuku gak setuju. Beda Agama.

Temen ketiga, Boyo Subajul diam. Chaxil dan Mbah Oenta menatapnya. Berdua tanya, "Eh, Boy, Boyo, gimana hubunganmu sama Whika? Katanya bubar juga, kenapa?

Boyo menarik napas : beda kelamin...!

Baca Lanjutannya ..

Balada Buto Chaxil Vs Mbah Oenta - Core duo (Guest Starring Boyo Subajul)


Zaman modern ini para Drakula tak selalu harus kelayapan malam-malam mencari leher orang untuk dihisap darahnya. Kini telah ada bar-bar atau kafe khusus Drakula yang menyediakan berbagai macam menu darah. Salah satu kafe yang laris adalah“Kafe Drakunyoet,” yang menyediakan berbagai jenis darah sebagai minuman dari segala kalangan manusia. Pada suatu malam masuk tiga sahabat Drakula: Drakula Chaxil, Drakula Oenta, dan Drakula Boyo.

Drakula Chaxil duduk lebih dulu.
"Mau minum, Tuan?" tanya pelayan yang bernama Drakula Dhalang.

"Ya, beri saya sebotol darah bangsawan abad 17" kata Drakula Chaxil

"Wah mahal itu.. harganya 10 juta, Tuan"

"No problem, saya punya Credit Card"

Begitu darah bangsawan diberikan, dia mengeluarkan Credit Card dari kantongnya dan meletakkannya di meja, lalu minum dengan santai.



Lalu... giliran Drakula Oenta.

"Mau minum, Tuan?" tanya pelayan.

"Saya minta darah segar dari seorang perawan"

"Tiga juta, Tuan"

"No problemo, saya punya banyak uang"

Begitu darah segar diberikan, dia mengeluarkan uang kertas dari kantongnya dan meletakkannya di meja, lalu minum dengan santai.

Lalu giliran Drakula Boyo ditanyai.

"Mau minum, Tuan?" tanya pelayan.

"Mmmmmm saya minta segelas air hangat saja"

Pelayan Dalang heran, "Oh itu gratis, Tuan. Tapi drakula tidak minum air, Tuan"

"No problem, saya punya yang instant"

Begitu air hangat diberikan, Drakula Boyo mengeluarkan pembalut wanita bekas dari kantongnya dan mencelupkannya ke air hangat, lalu minum dengan santai.....


diadopsi dari Simbah Kanyoet

Baca Lanjutannya ..