Suatu ketika, Jendral Jidin Maridin pengin banget nonton pameran lukisan padahal ia sedang sakit mata dan penglihatannya rada kabur. Tapi, wong namanya jenderal, ndak ada yang bisa mencegah kalau sudah punya mau. Janderal, kok? Lalu ia mengajak satu ajudan yang bernama Boyo Subajul untuk menuntunnya.
"Wah, lukisan ini bagus ya. Gambar ikannya bener-bener hidup!" Kata Jenderal memuji satu lukisan.
"Jangan keras-keras Pak, itu gambar buaya."
Kemudian mereka berpindah ke lukisan lain. Jenderal mengamati sebuah lukisan. "Gambar Gajah ini gagah banget!"
“Pak. Itu gambar banteng." Ajudan berbisik di telinganya.
Dua kali keliru, Jenderal kemudian menahan diri ngasih komen, lalu mengajak duduk di pojok ruangan. Setelah celingukan miirip Stevie Wonder, dia tertarik sesuatu: "Wah! sing iki apik tenan. Lukisan Gorilane nyoto banget lekuk-lekuke."
"Sssst... Jangan keras-keras Pak. Itu cermin."
Bosan duduk-duduk, Jenderal ngajak jalan lagi. lalu dia tampak berjalan mendekati sesuatu. Kali ini ajudan tidak mendekat. Ia cukup mengawasi dari jarak aman', itu masih prosedur standar pengawalan. Tampaknya, Jenderal betul-betul tertarik, pandangannya meneliti dari atas, ke bawah, lalu berhenti di tengah agak lama. "Luar biasa! patung ini benar-benar hidup!"
"Patung, patung, gundhulmu mecothot!" swemprot seorang wanita bernama Mariah Kari sambil ngeloyor.
-
0 komentar:
Posting Komentar